Konon Anak Kedua Cenderung Lebih Bandel, Benarkah?

Konon Anak Kedua Cenderung Lebih Bandel, Benarkah?
Credits: Freepik

Bagikan :


Anda mungkin pernah mendengar bahwa anak kedua di dalam keluarga cenderung lebih bandel dan berani dalam mengutarakan perasaan. Mereka juga berani melanggar aturan yang dirasa mengekang, benarkah?

 

Ketahui Apa itu Sindrom Anak Kedua

Sindrom anak kedua adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana anak kedua dalam sebuah keluarga sering kali merasa terabaikan atau tidak mendapatkan perhatian yang sama seperti saudara kandungnya. Hal ini dapat terjadi karena orang tua sering kali sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan anak pertama. Jika mereka anak tengah, bisa saja anak pertama diberikan tanggung jawab dan anak bungsu mendapat perhatian yang lebih banyak dari orang tua dan lingkungan sekitarnya sementara mereka kurang diperhatikan.

Sindrom anak kedua kerap ditandai dengan beberapa hal berikut:

  • Merasa rendah diri dan sering merasa cemburu saat dibandingkan dengan anak pertama.
  • Sering kali hilang arah dan tidak fokus apabila perhatian orang tua lebih tertuju pada kakak atau adiknya.
  • Merasa tidak ada yang bisa diharapkan dari dirinya.

Baca Juga: Sindrom Anak Tunggal, Hanya Mitos atau Fakta?

 

Menurut Donald W. Richardson dalam bukunya yang berjudul Birth Order and You, anak kedua mungkin merasa kebingungan akan identitas dirinya. Mereka cenderung terjebak antara menjadi dewasa seperti kakak atau tidak berdaya seperti adik. Inilah yang menyebabkan anak kedua dalam keluarga terkesan seperti sering memberontak atau mencari perhatian orang tuanya.

Meskipun sindrom anak kedua sering kali dianggap sebagai fenomena yang umum terjadi, tidak semua anak kedua mengalami hal ini. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sindrom ini adalah kondisi medis yang terdiagnosis pada setiap anak kedua di dalam keluarga.

 

Cara Mencegah Sindrom Kedua di Dalam Keluarga

Sebagai orangtua tentunya Anda menginginkan semua hal yang terbaik untuk anak-anak Anda, bukan? Untuk mencegah berkembangnya sindrom anak kedua di dalam keluarga, inilah yang sebaiknya dilakukan:

Jangan membandingkan

Setiap anak memiliki karakter yang berbeda, Anda tidak bisa membandingkan kemampuan masing-masing anak. Jika anak pertama bisa melakukan suatu hal, mungkin anak kedua dan seterusnya tidak. Tetapi mereka mungkin memiliki kelebihan dalam hal lainnya.

Jika Anda menghargai setiap kekurangan dan kelebihan masing-masing anak, maka hindari membandingkan anak satu sama lain, baik di rumah maupun di luar rumah.

Jangan memanjakan berlebihan

Memberikan sesuatu sesuai dengan kebutuhan anak adalah hal semua orang tua inginkan. Namun, memanjakan anak secara berlebihan pada salah satu anak akan memberikan dampak negatif pada masing-masing anak. Anak lain mungkin akan merasa tidak terlalu diperhatikan seperti saudaranya yang dimanjakan.

Baca Juga: Sindrom Peter Pan Penyebab Pria Dewasa Bersikap Kekanakan

Jadilah pendengar, bukan hakim

Dengarkan pendapat anak Anda dan jangan berusaha menjadi menghakimi sikapnya. Di usia berapapun anak-anak cenderung meminta bantuan atau dukungan dari orang tua. Hadirlah sebagai seseorang yang mendukung, bukan menghakiminya. Pastikan agar Anda mengikutkan semua anak dan mendengar pendapat mereka juga dalam setiap percakapan.

Biarkan anak memiliki kelebihan berbeda

Anak yang satu tidak harus sama dengan yang lainnya, demikian pula dengan kesukaan akan suatu hal. Bila anak yang pertama menyukai musik dan anak kedua menyukai olahraga, dukunglah masing-masing kelebihan dan kesukaan yang berbeda tersebut.

Ajarkan saling mencintai

Anak kedua tumbuh sebagai seseorang yang baik dalam bernegosiasi atau berunding karena sering melihat dari kedua sisi. Ajarkan setiap anak untuk saling mencintai, menjaga, dan menghargai satu sama lain.

 

Merasa kesulitan menghadapi setiap karakter anak-anak di dalam keluarga? Anda bisa mencari bantuan ahli profesional dalam hal ini. Psikolog anak dapat membantu Anda mengatasi masalah yang sedang dialami, khususnya terkait dengan menghadapi karakter anak yang berbeda-beda di dalam keluarga.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 10:06